SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Wednesday 8 January 2014

MENGURAI MAKNA NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)



 Implementasi NDP; Landasan moral-etis laku kader pergerakan
Manusia sebagai makhluk individu sekaligus sosial yang diturunkan dimuka bumi menjadi khalifah fil’ardh mempunyai peran yang sangat penting dalam hubungannya dengan Allah, hubungan dengan manusia, dan hubungannya dengan alam. Peran disini dapat kita artikan  sebagai tugas yang tak dapat  digantikan dalam menjalankannya yang harus diemban  manusia atas konsekuensinya lahir dimuka bumi ini. Tak lain untuk memakmurkan , menjaga keseimbangan dan melestarikan kehidupan serta keberlangsungan alam semesta. Sehingga fitrah manusia yang demikian menjadikan landasan berfikir dan pergerakan dalam wadah organisasi PMII. Nilai-nilai dasar pergerakan tersebut menjadi refleksi juga pijakan dalam mengatasi serta memberikan solusi dalam menyelesaikan segala problematijka kehidupan umat manusia.
Tuhan telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya dengan penuh eseimbangan dan kesempurnaan, tidak ada celah cacat sedikitpun yan g dapat kita lihat. Semua ini menggambarkan betapa Maha Kuasa dan Maha Agungnya san Khaliq. Kita sebagai salah satu makhluk ciptaanNya hendaknya untuk mau merenungi  dan berfikir akan segala ciptaanNya untuk diambil pelajaran serta hikmah yang tersembunyi didalamnya.
Selain sebagai khalifah fil ‘ardh dengan segala potensi dan kelebihan berupa akal fikiran juga hati perasaan akan menjaga serta melestarikan alam  semesta ini demi tercipta keseimbangan, manusia juga mempunyai kedudukan sebagai ‘abdu (hamba) yang harus tunduk dan taat terhadap otoritas ke-Tuhan-an. Sehingga untuk mengontrol dan mengatur manusia, tuhan menurunkan agama yang didalamnya berisi petunjuk dan tata aturan agar manusia dapat mengemban serta menjalankan tugasnya dengan baik.
Rumusan diatas diharapkan mampu menjadi landasan bagi segenap insan pergerakan dalam melakukan setiap tindakan agar tetap berada pada koridor-koridor yang ada.
Dengan kesadaran akan kedudukan manusia sebagai hamba dan khalifah, ini secara tidak langsung insan pergerakan telah berupaya untuk mengejawantahkan serta menjiwai NDP dalam kehidupan nyata. Jadi, segala aktivitas baik dalam kehidupan berorganisasi maupun bermasyarakat, kader PMII harus tetap berada dalam koridor-koridor yang telah terumuskan dalam NDP agar senantiasa membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia maupun alam semesta.
v Arti
NDP adalah nilai yang secara mendasar merupakan perlambangan dari nilai-nilai keislaman, kemerdekaan (al-Khurriyyah), persamaan (al-Musawwah), keadilan (al-‘Adallah), toleran (Tasamuh), damai (al-Shulh), dan keindonesiaan; keberagamaan yang mencakup perbedaan agama, ras,  suku, golongan dan keyakinan dengan kerangka pemahaman nilai Aswaja secara komprehensif.
Disamping itu, koherensi aspek iman, islam, dan ihsan menjadikan Aswaja sebagai manhaj al fikr dan manhaj al tagayur al ijma’ (perubahan sosial) yang terus akan merekonstruksi (menyusun kembali) pemahaman dan aktualisasi (perwujudan) ajaran agama yang toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis transformatif.
v Fungsi
Pemahaman terhadap fitrah manusia sebagai khalifah fil ‘ardh dan sebagai ‘abdu, serta pemahaman akan Islam sebagai agama yang rohmatal lil ‘alamin tidak lain merupakan kerangka  dan landasan dalam setiap fungsi dari NDP yang akan membentuk karakter kader serta dalam menentukan tujuan dalam setiap pergerakan PMII.
Ø  Kerangka Ideologi
Menjadikan rumusan-rumusan yang mampu memberikan proses ideologis terhadap kader, sekaligus memberikan dialektika konsep dan realita secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial, akan menjaddi landasan berfikir dan tindakan kader sebagai insan yang bergerak aktif memperjuangkan kemaslahatan ummat, khususnya bagi kaum lemah atau yang sengaja dibuat lemah dan kalangan yang termarginalkan.
Ø  Kerangka Refleksi
NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal yang sifatnya mengikat, absolut dan total. Oleh karena itu kerangka ini menjadikan moralitas sekaligus tujuan absolut dalam pencapaiaan nilai-nilai seperti kebenaran, keadilan dan kemerdekaan yang berpihak terhadap hak-hak kemanusiaan.
Ø  Kerangka Aksi
Dalam hal ini, aktualisassi diri dan pembelajaran terhadap dinamika sosial akan memperkuat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran tersebut kemudian akan bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda. Sehingga memungkinkan insan pergerakan memperbaharui rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah dan menyesuaikan dengan keadaan kultur dan sosial masyarakat setempat.
v Kedudukan
1.      NDP menjadi sumber kekuatan ideal moral dari aktifitas pergerakan
2.      NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap, dan bertindak.
3.      NDP sebagai rujukan, landasan, dan cara berfikir pergerakan.
Secara esensial, nilai dasar pergerakan merupakan suatu sublimassi nilai keislaman dan keindonesiaan dengan kerangka pemahaman ahlussunnah wal jamaah yang dijiwai atass aaturan, memberi arah dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi NDP dengan mencakup bidang aqidah, syariah, dan akhlaq dalam rangka memperoleh kesejahteraaan hidup. Dalam rangka memahami NDP itu, PMII menjadikan aswaja sebagai pemahaman keagamaan yang paling sesuai dengan realitas yang ada.
NDP berfungsi sebagai landasan berpijak, berfikir, dan sebagai motivasi gerakan. Fungsi ini merupakan rumusan  yang cukup kompleks dan semestinya dijadikan dasar utama dari tiap gerakan.mengingat saat ini, gerakan yang ditonjolkan hanya terkesan manis dilidah dan jauh dari substansi.
v Rumusan Nilai-nilai Dasar Pergerakan
Dalam NDP setidaknya ada beberapa rumusan nilai-nilai dasar pergerakan, diantaranya:
1.         Tauhid
Meng-Esa-kan Allah SWT merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah agama samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia dimuka bumi ini, dalam segala totalitas, baik dzat, sifat, maupun perbuatanNya. Meyakini adanya sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta yang merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada sesuatau yang Maha ghaib. Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak yang melandasi dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan dalam bentuk perbuatan. Dengan konsekuensinya manusia pergerakan harus mampu menanamkan dan menetaskan nilai-nilai tauhid dalam ssegala aspek kehidupan baik dalam konteks gerakan maupun pola pikir. Dengan memahami dan mewujudkannya, pergerakan mahasiswa islam indonesia telah memilih ahlussunnah wal jama’ah sebagai metode pemahaman dan penghayatan akan ke-esa-an Allah SWT.
Manusia sebagai hamba mempunyai tanggung jawab yang sangat mendasar ketika mencoba menerapkan segala hal dalam konteks ketauhidan. Manusia sebagai hamba Allah yang memiliki tanggung jawab (kefitrahan). Manusia diciptakan dalam keadaan suci, maka sebagai bentuk konsekuensinya manuisa pada saat kembali menghadap Allat  harus dalam keadan suci pula. Untuk itu Allah telah memberikan berbagai cara kepada manusia untuk mensucikan diri sebagai modal awal ketika akan menghadapNya. Selain itu manusia sebagai khalifah fil ardh memilki tanggung jawab untuk mengarahkan manuisa lainnya agar selalu menjaga kestabilan dan kelestarian alam semesta. Untuk mewujudkannya manuisa harus mampu membentuk pribadi yang bertanggung jawab dalam hal hubungannya dengan Alla, sesama manuisa, dan alam sekitarnya.
2.         Hubungan Manusia dengan Allah (hablum minallah)
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaanNya yang lain. Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Dengan karunia akal dan fikiran itulah kiranya untuk dapat membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah.
Sebagai khalifah, manusia bisa memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhlukNya. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuanNya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh kedalam kedudukan yang rendah.
Sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalifah dan Hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu dengan mengabaikan ynag lain. Sebab dengan mengambil salah satu pola saja akan membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan mengejawantahkan prinsip tauhid secara maksimal.
Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini dijalani dengan mengharapkan keridhoan Allah. Sehingga perhatian dalam menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sunggu-sungguh. Sedangkan hasil optimal sepenuhnya kehendak Allah. Dengan karunia berupa akal, manusia dapat berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-Maha-an Nya.
Manusia dilengkapi dengan fitrah uluhiyah, fitrah suci yang selalu memproyeksikan tentang kebaikan dan keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir kepadaNya. Manusia berarti tengah menjalankan fung al-Quddus. Ketika manuisa berbelas kasih dan berbuat baik serta menghormati akan keberadaan orang lain, maka ia telah memerankan fungsi ar-Rahman dan ar-Rahim. Ketika manuisa bekerja dengan ketabahan dan kesungguhan untuk mendapatkan rizqi, maka manuisa telah menjalankan fungsi al-Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha-an Allah yang lain. Pendek kata, manuisa dengan anugerah akal fikiran dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang ia kerjakan dengan niat yang sunguh-sungguh akan memungkinkan manusia menggapai dan memerankan fungsi dari Asmaul Husna. Selain itu, dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi kemanusiaan utnuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari oleh keterbatasan. Jadi, manusia bisa bebas berikhtiar untuk menentukan nasibnya sendiri  menjadi apapun.
3.         Hubungan Manusia dengan Manusia (hablum minan nas)
Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia menunjukkan bahwa manusia berkedudukan mulia diantara ciptaan-ciptaan Allah. Dan pada dasarnya, semua manusia adalah makhluk yang bersaudara. Tidak ada kelebihan diantara yang satu dengan yang lainnya, kecuali dengan ketaqwaanya seseorang. Setiap manuisa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang menonjol pada potensi kelebihannya dan ada juga yang menonjol  pada potensi kelemahannya, agar antara yang satu dengan yang lain memadu kelebihan masing-masing untuk saling kait mengkait dalam rangka mencari dan menggapai suatu kebaikan. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk saling menghormati, menghargai, bekerjasama, tolong menolong,, menasehati, dan saling mengajak kebenaran demi kebaikan bersama.
Dalam rangka rasa saling menghormati harkat dan martabat masing-masing, berderajat berlaku adil dan mengusahakan kebahagiaan bersama diperlukan kerja sama yang harus didahului denga sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar sesama. Semua usaha dan perjuangan ini harus terus menerus dilakukan sepanjang sejarah malalui pandangan seperti ini, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat dikembangkan.
Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan kreatif dalam kehidupan manusia . manuisa dituntut untuk memanfaatkan potensinya yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Melalui pemanfaatan potensi diri itu justru manuisa menyadari asal mulanuya, kejadian, dan makna kehadirannya didunia. Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan  dengan nilai semangat kesadaran kritis yang senantiassa berada dalam nuansa religiusitas agar tercipta tatanan kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.
Hubungan antara muslim dan nonmuslim dilakukan guna membina kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap universalitas dan kebenaran islam sebagai ajaran kehidupan. Dengan tetap berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara damai dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama ummat manusia. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama Islam, persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus mampu menempatkan insan pergerakan  pada posisi yang dapat memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan persaudaraan.
4.         Hubungan manusia dengan alam (hablum minal ‘alam)
Alam semesta adalah karya monumental ciptaan Allah SWT. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumNya. Allah juga menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Tuhan. Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun Allah menundukkan alam bagi manusia, dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya ynag terjadi, maka manuisa akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan terhadap Allah. Karena itu sesungguhnya berkedudukan sebagai khalifah dibumi untuk menjadikan bumi maupun alan sebagai objek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya.
Dijadikannya alam untuk kehidupan manusia dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan didunia dan diarahkan kepada kebaikan diakhirat. Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan. Dengan sendirinya cara-cara memanfaatkan alam, memakmurkan bumi dan menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan tujuan yang terdapt dalam hubungan antara manusia dengan alam. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia terhadap pekerjaan, nafkah dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia dengan alammerupakan hubuungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antar manusia berarti hidup dalam kerjasama, tolong menolong dan tenggang rasa.


Salah satu hasil penting  dari  cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi.Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi. Dalam memanfaatkan diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi karena alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu. Karena alam ciptaan Allah bukanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya. Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaaan dan pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah. Ayat-ayat tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya.

Untuk memahami dan mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas intelektualnya. Disini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh dan sistematis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam konteks kemanusiaan, maupun menentukan simpul-simpul penyelesaiaan terhadap masalah-masalah yang ditimbulkannya. Iptek merupakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang dimilki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis.
Penciptaan pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan keniscayaan yang sulit dihindari. Jika manusia memungkinkan kemudahan hidup, untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk memanfaatkan iptek tersebut menentukan pengembangan senmagat kebenaran, keadilan, kemanusiaan, kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan keluassan iptek. Sehingga bersamaan dengan keteguhan iman tauhid, manusia dapat menempatkan diri pada derajat yang tinggi.

Dari sini, apa yang bisa dipetik?NDP Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia haruslah diletakkan dalam formasi landasan teologis normatif, etis dan motivatif dalam pola pikir, pola sikap dan pola perilaku. Rumusan ini harus selalu dikaji dan dipahami secara mendalam, dihayati secara utuh dan terpadu, dipegang secara teguh dan dilaksanakan secara bijaksana.
Dengan demikian, diharapkan Nilai dasar Pergerakan dapat terbina dengan baik dalam relung kehidupan  sahabat-sahabati PMII. Sehingga tercetuslah, pribadi muslim yang berbudi luhur, berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pen getahuaanya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan kedudukan dan perannya sebagai khalifah Allah dibumi dalam zaman yang selalu berubah dan berkembang, beradab, manusiawi, adil penuh rahmat dan berketuhanan.

*Oleh: Ahmad Arif, Imam Wahyudi& Abdul jalil

No comments:

Post a Comment