SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Friday 29 June 2012

PERANAN SENTRAL NUKLEUS DALAM SISTEM KERJA SEL SEBAGAI SATUAN KEHIDUPAN TERKECIL MAKHLUK HIDUP


Oleh : Abdul Halim[2]

I.         PENDAHULUAN
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi ilmu kimia: Seluruh organisme terdiri dari sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel ini merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu, terdapar beragam bentuk kehidupan yang berwujud sebagai oragnisme bersel tunggal.[3]
Sel memang ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, geografi sel sebagain besar belum dipetakan hingga beberapa dasawarsa lalu. Sebagian besar struktur sub seluler, atau organel, terlalu kecil untuk diuraikan dengan mikroskop cahaya. Biologi sel elah mengalami kemajuan yang pesat pada tahun 1950 – an dengan pengenalan mikroskop elektron.
Ketika mengamati sel bawang merah yang merupakan sel hidup, kita akan mengamatai adanya bagian yang letaknya ditengah sel dan relatif lebih gelap dibandingkan dengan bagian disekitarnya. Tentunya kita sudah tahu bahwa organela ini disebut inti sel atau Nukleus.
II.      RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini penulis telah merumuskan permasalahn yang akan membahas terkait judul diatas. Adapaun rumusan masalah tersebut diantaranya adalah :
A.    General Aspek sebuah Nukleus
B.     Job Description Membran pada nukleus.
C.     Nukleolus dalam bingkai (struktur dan fungsinya)
D.    Nukloeplasma.
E.     Kromosom, Kromatin dan Materi genetik.
III.   PEMBAHASAN
A.       General Aspek sebuah Nukleus
Setiap organisme tersusun dari satu dari dua jenis sel yang secar struktural berbeda : Sel Prokariotik atau sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik. Protista, tumbuhan, jamur, dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik. Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Nukleus adalah organel pertama yg ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh Frans Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun demikian, beberapa jaringantertentu, atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan hidup, sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.[4]
B.     Job Description Membran pada nukleus
Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran ganda fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengansitoplasma sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan.Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian yaitu :
1.   Membran luar
2.   Ruang perinuklear.
3.   Membran dalam.
Membran luar dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar yang bertaburan dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol.Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuksintesis proteinPori nukleus tersusun atas 4 subunit yaitu :
1.        Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus.
2.        subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah # menuju tengah dari pori nukleus.
3.        subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus.
4.        subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks pori nukleus.
Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh nukleolusribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi translasi mRNA.[5] 
Fungsi membran sel sangat penting dalam kerja sel, maka dari itu inilah bebrapa fungsi membran sel.
1.      Kompartementalisasi
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karenan memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
2.      Barier selektif permeabel
Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
3.       Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mensin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.
4.       Penghantarn signal
Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
5.       Interaksi interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi.[6]
C.    Nukleolus dalam bingkai (struktur dan fungsinya)
Struktur nucleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan mikroskop electron sebagai sebuah atau lebih bangunan basofil yang berukuran lebih besar daripada ukuran butir-butir kromatin. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi gen yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA adalah salah satu jenis RNA yang merupakan materi penyusun ribosom. Molekul rRNA yang baru terbentuk segera dikemas bersama protein ribosom untuk dikeluarkan dari inti sel. Transkripsi molekul rRNA di dalam nucleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom yang ada di dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam anak inti terdapat sejumlah potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-ulang dan berjalan sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-potongan DNA tersebut dinamakan nucleolar organizer. Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap, yaitu diperkirakan 5%-20%.
Nukleolus adalah butiran bersifat asam yang terletak di inti sel. Jumlahnya bisa 1,2,3 tergantung spesiesnya. Ukurannya sebanding dengan aktivitas sel. Sel aktif nukleolusnya besar, misalnya pada oosit, sel neuron, dan sel sekretori. Pada sel tidak aktif ukuran nukleolusnya kecil. Komposisinya terdiri dari protein terutama protein fosfat, tRNA, fosfatase, nukleotida fosforilase, DNA, dan nukleotida.
Nukleolus ini dengan menggunakan mikroskop cahaya akan tampak sebagai bangunan basofil yang mempunyai ukuran lebih besar dari butir-butir atau kelompok-kelompok kromatin yang ada apda inti sel. Dengan menggunakan mikroskop elektron akan tampak bagian-bagian anak inti yang dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1.      Pars granulosa atau daerah granuler yang tampaknya mengandung butir-butir dengan ukuran sedikit lebih kecil dari ribosom dalam sitoplasma dan dijumpai pada anak inti bagian pinggir.
2.      Pars fibrilosa atau daerah fibriler terdapat ditengah anak inti dan tampak sebagai benang-benang yang halus.
3.      Daerah amorf yang merupakan matriks anak inti yang tampak homogen dan terdiri dari protein sebagai pengikat kedua bagian diatas.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa anak inti tidak mempunyai membran. Kandungan protein anak inti sangat tinggi dan juga mengandung banyak RNA walaupun tidak lebih banyak dari bagian inti yang lain, dan ternyata anak inti ini tidak mengandung DNA.
Fungsi anak inti menurut penelitian adalah sebagai tempat pembuatan protein yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat menggandakan sintesis RNA. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang jumlah anak inti pada sel-sel tertentu yang mendapatkan bahwa pada sel-sel yang sedang aktif membuat protein maka anak inti akan tampak lebih besar. Dalam menjalankan fungsinya ini anak inti dikontrol oleh bagian kromosom yang mengandung gen tertentu yang dinamakan nucleolar organizer.[7]
D.    Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah salah satu bagian dari nukleus yang terdiri dari susunan Asam Nukleat (DNA dan RNA). Sedangkan fungsi nukleoplasma adalah menentukan kode protein yang harus dibentuk oleh RNA.
E.     Kromosom, Kromatin dan Materi genetik
Kromatin adalah benang halus dalam inti prokariot dan eukariot, mengandung materi genetic, dan terdiri dari nucleoprotein, yaitu gabungan asam nukleat berupa DNA dan protein berupa histon dan nonhiston (Yatim,1992).
Jika sel akan membelah, mitosis maupun meiosis, pada profase menjadi kondensasi atau pemadatan super lilitan DNA bersama protein histon dan nonhistonya, sehingga setiap utas kromatin menjadi pendek dan jelas tampak dimikroskop cahaya yang disebut kromosom.
Ada dua macam kromosom yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah kromosom biasa atau kromosom somatik, tidak berperan dalam pertumbuhan seks dan gonosom adalah kromosom seks, berperan dalam menentukan pertumbuhan seks. Jumlah kromosom pada drosophila ada 8 buah atau 4 pasang, dengan 3 pasang autosom dan 2 pasang gonosom. Gonosom ada dua macam X dan Y.
Satu kromosom terdiri dari dua bagian, yaitu: legan dan sentromer. Pada umumnya tiap kromosom memiliki dua lengan, dengan sentromer sebagai titik pusat. Berdasarkan pada panjang kedua lengan terhadap sentromer maka kromosom dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
·  Metasentrik, kedua lengan sama panjang.
·  Sub metasentrik, salah satu lengan sedikit lebih pendek.
·  Akrosentrik, salah satu lengan jauh lebih pendek daripada lengan yang lainnya.
·  Telosentrik, jika lengan satu atau dua sedang yang lainnya pendek sekali.
Dengan tekhnik pewarnaan tertentu kini orang dapat menimbulkan pita-pita gelap terang yang tegak lurus terhadap poros kromosom pada sediaan sebaran meta fase, terutama pada kromosom politen. Ternyata untuk tiap macam kromosom letak dan tebal pita itu tertentu, sehingga menjadi cirri masing-masing kromosom.
  Kromosom Politen
Biasanya kromosom tidak tampak sebagai suatu unit yang berpasangan kecuali pada saat sinapsis dalam proses meiosis. Tetapi pada larva serangga diptera, kromosom pada kelenjar ludah saling tarik menarik pada saat replikasi dan tetap bersama-sama sebagai ikatan.
Kromosom raksasa terlihat pada larva sejak 1881 pertama kali ditemukan oleh Balbiani yang melihat suatu susunan sel-sel yang sangat besar pada kelenjar ludah dari larva drosophila. Kelenjar ludah (Salivary glands) tersusun dari sel-sel yang sangat besar selama perkembangan larva, namun tidak mengalami pembelahan, hanya terus membesar mengikuti perkembangan larva.
Kromosom-kromosom itu terlihat sebagai benda besar yang terpilin 150-200 kali lebih panjang dan volumenya 1000-2000 kali lebih besar dari sel somatik dan sel gamet yang lain. Tidak ada arti genatik yang berhubungan dengan adanya kromosom tersebut sampai pada tahun 1930 ketika terlihat ada garis-garis yang ada hubunganya dengan urutan gen. Kromosom ini terlihat lebih tebal daripada kromosom biasa dan memiliki 5 lengan panjang yang keluar dari suatu bagian yang dinamakan kromosenter.
Pada permulaan interfase dari sel somatik, kromosom masih berbentuk panjang dan tipis, kemudian membelah kira-kira pada pertengahan interfase seperti sel lain pada umumnya, tetapi karena suatu sebab kromosom menjadi berpasangan dan profase tidak pernah berlangsung sehingga sel-sel tumbuh membesar lalu terjadi pembelahan kedua, ketiga dan seterusnya sehingga terbentuk lebih dari 1000 molekul DNA double helix yang saling melilit atau berpilin dan menjadi tebal. Hal ini dapat terlihat dengan cukup jelas karena kromosom masih dalam keadaan sinapsis.
Pada kromosom kelenjar ludah, semua sentromer ditambah bagian heterokromatin yang letaknya dekat dengan sentromer dan keduanya tergabung sebagai kromosenter. Bagian terbesar dari gen-gen terletak di bagian heterokromatin dalam kromosenter. Lima lengan yang tampak pada kromosom kelenjar ludah tersebut terdiri dari dua kromosom nomor 2, dua kromosom nomor 3 dan sebuah kromosom X sebab sentromernya terminal. Kromosom nomor 4 sulit dibedakan dari kromosenter karena sangat pendek.
Kromosom kelenjar ludah adalah diploid (2n) sehingga semua kromosom didalamnya mengalami penggandaan, tetapi akibat adanya sinapsis dari kromosom homolog maka, kromosom-kromosom tersebut tidak nyata terlihat ganda.
Kromosom-kromosom politen memperlihatkan pola yang berlainan daripada kromosom biasa karena kromosom sel kelenjar ludah terdiri dari pita-pita yang berpilin yang tersusun atas daerah kromatis dan akromatis secara berseling. Lebar pita-pita kromatis dan akromatis berbeda, hal ini terjadi akibat peristiwa sinapsis kromosom homolog yang berlansung sedemikian rupa sehingga memperlihatkan kejadian pita ke pita, artinya pita dari satu kromosom akan terlihat sebaris dengan pita dari kromosom yang mengadakan sinapsis. Fenomena ini mempermudah untuk mengidentifikasi kelainan-kelainan kecil yang mungkin ada dalam struktur kromosom tersebut.
Pada pewarnaan DNA dapat dilihat banyak terdapat garis-garis berwarna gelap bergantian dengan garis-garis berwarna terang. Garis-garis tersebut berbeda lebar dan strukturnya sehingga daerah yang berbeda dapat diketahui melalui pola garisnya. Garis-garis ini diduga merupakan lokus gen.
Bridges (1930) menghubungkan pemetaan kromosom tautan yang ditentukan dari data pindah silang dengan pemetaan kromosom sitologis yang diperoleh dengan meletakkan gen pada posisinya yang terlihat oleh mata. Perubahan struktur seperti defisiensi dan duplikasi dapat terlihat dengan mudah pada kromosom ludah dengan adanya bentuk-bentuk melengkung. Garis-garis yang rangkap dan garis-garis yang hilang dapat terlihat, yang memungkinkan untuk menentukan letak lokus gen.
IV.   SIMPULAN
Setiap organisme tersusun dari satu dari dua jenis sel yang secar struktural berbeda : Sel Prokariotik atau sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel prokariotik. Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran ganda dan fosfolipid yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan. Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya transkripsi gen yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA.
Nukleoplasma adalah salah satu bagian dari nukleus yang terdiri dari susunan Asam Nukleat (DNA dan RNA). Sedangkan fungsi nukleoplasma adalah menentukan kode protein yang harus dibentuk oleh RNA. Kromatin adalah benang halus dalam inti prokariot dan eukariot, mengandung materi genetic, dan terdiri dari nucleoprotein, yaitu gabungan asam nukleat berupa DNA dan protein berupa histon dan nonhiston (Yatim,1992).
V.      PENUTUP
Demikian makalah mengenai Peranan Sentral Nukleus Dalam Sistem Kerjasel Sebagai Satuan Kehidupan Terkecil Makhluk Hidup” yang telah pemakalah susun. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan ataupun penyampaian kurang maksimal. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wacana dan informasi baru yang nantinya bermanfaat bagi kita semua. Amin.



[1] Makalah terkait Nukleus, disusun guna memenuhi tugas tambahan pada mata Kuliah Biologi Sel yang diampu oleh Dian Triastari Armandha,M.Si.
[2] Mahasiswa Tadris Biologi Semester 6  Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 093811001.
[3] Neil A. Campbell,dkk. BIOLOGI (Edisi Kelima) Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Halaman 112.
[5] Ibid