SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Wednesday 8 January 2014

MAHASISWA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL



"Marilah kawan mari kita kabarkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
sebuah lagu tentang pembebasan"
Sebuah lagu jalanan dari mahasiswa dengan tegas menjelaskan peran mahasiswa sebagai penentu arah bangsa kedepan dan pembebas rakyat dari segala penindasan penguasa. Sudahkah peran itu kita sadari?

            Wacana tentang mahasiswa dan peranannya tak akan pernah surut dan memudar, terutama soal gerakan mahasiswa dan tanggung jawab sosial yang diembannya. Bisa dikatakan gerakan mahasiswa tak akan pernah absen dalam menyikapi kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Mahasiswa dituntut agar merespon masalah-masalah sosial politik yang berlangsung di negeri ini. terutama melawan praktek-praktek ketidakadilan, ketimpangan sosial, pembodohan, pelanggaran HAM, dan segala bentuk penindasan terhadap rakyat. Kehadiran gerakan mahasiswa sangat dibutuhkan sebagai penyalur aspirasi rakyat dan kontrol sosial sebagai upaya membangun kasadaran politik rakyat dan pendampingan terhadap rakyat saat berhadapan dengan kelaliman penguasa.  
            Pada dasarnya gerakan mahasiswa merupakan upaya memperkuat posisi tawar rakyat atas kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengenyampingkan kepentingan rakyat. Karena dalam pendampingan terhadap rakyat mahasiswa lebih bisa diandalkan dari pada lembaga legislatif maupun partai politik yang di setiap agendanya cenderung bermuara pada kepentingan pribadi ataupun golongan semata. Dalam memainkan peran demikian itu, mahasiswa lebih banyak berangkat dari panggilan nurani dan kepedulian terhadap bangsa yang dicintainya. Oleh karena itu mahasiswa dituntut menjadi garda terdepan perubahan serta dapat berbuat banyak demi kemajuan kualitas bangsanya.
            Maka akan menjadi ironi tersendiri saat mahasiswa tak berbuat apa-apa demi bangsanya. Mahasiswa yang lebih di sibukkan dalam dunia perkuliahan tanpa harus peduli pada tanggung jawab sosial yang diamanatkan padanya akan menjadi keperihatinan. Maka akan lebih tepat jika mahasiswa yang tidak menunjukkan minat dalam dunia sosial disebut anak yang bertempat di perguruan tinggi dan bukan mahasiswa. Karena sejarah mencatat perubahan sosial, pembebasan rakyat dari penguasa tiran cenderung dipelopori oleh gerakan mahasiswa.
            Sejarah telah mencatat peranan yang amat besar dari mahasiswa dalam menggulingkan rezim penguasa penindas rakyat. Sebut saja kasus penggulingan yang pernah dilakukan mahasiswa didunia antara lain seperti; Rezim Perez Jimenez di Venezela tahun 1958, Soekarno di Indonesia tahun 1966, Reza Pahlevi di Iran tahun 1979 dan juga Soeharto di Indonesia tahun 1998. Meski dengan demikian mahasiswa harus berani membayar mahal sebuah arti perjuangan. Mempertaruhkan nyawa, baku hantam dengan aparat keamanan, diasingkan menjadi hal wajar demi harapan menciptakan Indonesia sejahtera.

Mahasiswa Dan Anarkisme
            Meskipun demikian terkadang patut disayangkan saat peran dari pergerakan mahasiswa di pandang sebelah mata dan direduksi menjadi sebuah gerakan anarkisme. fenomena Anarkisme mahasiswa yang belakangan terjadi bukanlah representasi dari gerakan mahasiswa seutuhnya karena masih begitu banyak aksi mahasiswa yang mengedapankan ketertiban dan kedamaian. Berdasar survey kepolisian gerakan mahasiswa yang berujung pada anarkisme hanya sekitar 5% dari keseluruhan.
Media juga turut andil dan bertanggung jawab dalam pembentukan opini anarkisme gerakan mahasiswa. Peran media yang hanya bersedia mengekspos aksi mahasiswa yang berujung rusuh juga menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa. Dalam dunia media dikenal istilah bad news is good news berita yang berbicara mengenai kerusuhan, anarkisme, bencana adalah hal yang menarik karena dianggap mampu mengundang minat pembaca. sehingga inti perjuangan mahasiswa sulit tersampaikan dengan baik kepada masyarakat dan terlebih anarkisme seolah diidentikkan kepada gerakan mahasiswa. Meskipun demikian di sisi lain tidak bisa dipungkiri peran media begitu besar dalam menyampaikan aspirasi rakyat melalui mahasiswa terhadap penguasa.
 Jika berkaca pada gerakan mahasiswa 98 akan ada perbedaan mendasar dalam penamaan gerakan mahasiswa ketika bersinggungan ataupun bentrok dengan aparat keamanan. Jika saat itu rakyat seakan mafhum dengan perjuangan mahasiswa dan menyebutnya sebagai revolusi yang bakal membawa Indonesia dalam kesejahteraan namun pandangan masyarakat sekarang sungguh berbeda. Aksi mahasiswa yang kebetulan bersinggungan dengan aparat keamanan seakan tidak mendapat tempat dihati masyarakat. Sudut pandang apatis yang sekarang menjangkiti masyarakat sudah saatnya di ubah oleh mahasiswa dengan membangun kesadaran politik masyarakat.
Sehingga dengan harapan diatas mahasiswa perlu mempunyai strategi sebagai upaya bagian dari perjuangan membebaskan rakyat dari ketertindasan. Karena adigium pembakar semangat seperti maju mundurnya suatu bangsa berada ditangan mahasiswa atau pemuda harapan bangsa tidaklah cukup dalam membedah persoalan yang dirasakan rakyat. Maka mahasiswa memerlukan diskusi dan aksi.

Diskusi dan Aksi   
             Diskusi dan aksi menjadi makanan mahasiswa setiap hari. Mahasiswa wajib menciptakan iklim ilmiah di kampus dengan adanya diskusi di pojok-pojok kampus, taman, kantin hingga tempat kos dan harus menjadi kebiasaan mahasiswa. Dengan menjaga iklim intelektual mahasiswa belajar mengasah nalar kritis dan peka terhadap realitas sosial yang ada. Dan dengan menjaga ide dan pemikiran gerakan mahasiswa akan selalu hidup.
            Acara seperti LKTI, seminar, talkshow harus tetap dijaga keberadaanya bukan hanya sekedar sebagai acara formalitas namun tema yang diangkat harus berdasar dari keadaan yang benar-benar terjadi dalam masyarakat. Diharapkan dengan hal tersebut mahasiswa tidak sekedar sibuk mengerjakan tugas-tuganya dan menjadi intelektual tukang namun diharapkan mampu menjadi intelektual muda yang benar-benar peduli akan kehidupan bangsanya.
            Jika saat ini nuansa diskusi mengalami kemunduran di kampus digerus nalan-nalar pragmatis dan hedonis maka sudah menjadi kewajiban mahasiswa yang masih sadar  untuk membangkitkan kembali semangat kawan-kawannya untuk belajar dan berdiskusi. Karena mahasiswa dapat membangun nalar kritisnya terhadap pemerintah melalui forum diskusi tanpa harus takut dihadang aparat keamanan. Ini pula dapat ditindak lanjuti dengan selebaran kertas yang bisa ditempel di dinding-dinding kampus, di kirim ke media massa maupun dapat di himpun dalam bentuk buku sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap rakyat.
            Demonstrasi atau aksi juga tidak kalah penting dengan diskusi. Demonstrasi merupakan kelanjutan dari diskusi dan merupakan perjuangan paling nyata dari kritik mahasiswa. Aksi dapat dilakukan dengan turun kejalan, mogok makan, aksi bungkam.  Dan aksi inilah yang terbukti mampu menggulingkan pemerintahan yang tidak pro rakyat di berbagai belahan dunia. Aksi demonstrasi bukanlah sekedar aksi anarkis tanpa dasar dan tujuan. Sebelum aksi pasti ada diskusi terkait isu yang diangkat. Ada kebijakan apa? mengapa harus aksi? Tujuan dan targetnya apa? Dan proses seperti ini sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa yang kenal betul akan dunia aksi. Sayangnya terkadang pemberitaan media hanya fokus pada demo yang anarkis sehingga berimbas pada ketidakpercayaan publik terhadap mahasiswa.
            Akhirnya pada tulisan ini sudah tidak penting lagi kita mengurusi mahasiswa yang hanya peduli pada nilai-nilainya tanpa peduli akan tanggung jawab sosialnya apalagi mahasiswa yang hanya dapat menghabiskan uang orang tuanya tanpa peduli perjuangan dari orang tuanya memperoleh sesuap nasi. Gerakan mahasiswa tidak butuh mereka yang pragmatis dan apatis tetapi mereka yang mempunyai nurani dan tanggung jawab demi mewujudkan bangsa yang gemah ripah loh jinawi tata tenterem kerta raharja.
            Sehingga siapa lagi yang mau dengan tulus menyuarakan aspirasi rakyat? Melakukan pendampingan terhadap rakyat yang tertindas? Menolak kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat? Mengontrol kesewenang-wenangan pemerintah? Hingga rela mengorbankan nyawa dan baku hantam dengan aparat keamanan? Bukan Dewan perwakilan rakyat bukan pula partai politik tetapi mahasiswa.
Hidup Mahasiswa!!! Tangan Terkepal Dan Maju Ke Muka.

No comments:

Post a Comment