SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Wednesday 20 April 2011

Idealisme Persma yang Tergugah


Kita menyadari bahwa pilar keempat demokrasi adalah media massa. Sarana yang paling efektif untuk pembelajaran politik bagi masyarakat dalam iklim demokrasi sekarang ini adalah media massa. Pers Mahasiswa (Persma) sebagai embrio sebuah media massa di kancah civitas akademik kampus juga punya peran urgent dalam mengawal demokrasi dan reformasi yang carut marut.

Sejak tahun 1997 kita sebagai bangsa Indonesia merasakan adanya krisis multidimensi. Persma sebagai ajang pergulatan intelektual mahasiswa seperti ikut dikuntit dan diancam kondisi seperti itu. Perkembangan persma mengalami pasang surut, dan terkadang terkondidsikan kondisi. Kita melakukan disintegrasi besar-besaran antara pers dan mahasiswa sebagai cikal bakal terbentuknya ajang pergulatan itu. Akibatnya, idealisme elite intelektual muda sebagai agent control social seakan dirongrong oleh orientasi yang tidak jelas.
Sekularisasi antara pers dan mahasiswa begitu nyata dan gamblang. Revitalisasi, konsolidasi dan rekonstruksi merupakan langkah yang jelas demi idealisme persma kedepan. Persma kita telah mengalami distorsi, baik dibidang proses, mutu dan relevansi, maupun di bidang pendampingan masyarakat. Kontinuitas pengkaderan dan penanaman idealisme kepada pegiatnya seakan kurang dan bahkan terputus.
Peran urgent dipunyai persma dalam proses reformasi yang ini dijadikan sebagai konsepsinya. Persma harus bisa mencerahkan masyarakatnya agar memahami realitas yang terjadi di sekitarnya. Maka dari itu, kita harus fokus terhadap penciptaan iklim yang ukhuwah, ilmiah, dan diniyyah diantara masyarakatnya. Pertanggung jawaban moral agar semangat itu dijaga oleh persma sebagai nafas intelektual mahasiswa merupakan sebuah keharusan dan tidak bisa ditawar lagi.
Dengan penciptaan iklim yang ukhuwah, ilmiah, dan diniyyah melalui diskusi merupakan sarana yang paling efektif. Kepekaan, kekritisan serta penjagaan jarak mahasiswa harus tetap ditanamkan ditengah kepungan era ideologi hedonisme, kapitalisme, dan sosialisme yang semakin membaur. Kita harus mempunyai kesepakatan bersama untuk menentukan siapa dan apa ”musuh bersama” kita agar idealisme dan ideologi tetap kuat dan tidak pudar pelan-pelan.
Dalam situasi global yang sarat ketidak pastian, serta ketika masyarakat mulai lelah dan bosan kondisi seperti itu. Kita harus mengedepankan solusi jangan gugatan. Persma harus memberikan kejutan demi terciptanya Indonesia seutuhnya.

*Penulis adalah mahasiswa Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

No comments:

Post a Comment