I.
PENDAHULUAN
Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan
variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada
makhluk hidup. Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi
dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk,
dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.Setiap saat kita dapat menyaksikan
berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik di daratan maupun di
perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu
dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang
berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung,
ular, atau gajah. Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna
cerah dan menarik. Itulah salah satu contoh kenekaragaman jenis genetik yang
dapat kita lihat di sekitar kita. Kehilangan suatu spesies berarti kehilangan
gen. Karena masing-masing spesies merupakan kombinasi unik keanekaragaman
genetik yang barasal dari proses evolusi.[1]
Al-An’am
ayat 141 :
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama rasanya.
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikan
haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya), dan janganlah
kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.”[2]
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pengertian keanekaragaman jenis genetik?
2. Apakah
penyebab keanekaragaman jenis genetik?
3. Apakah
contoh keanekaragaman jenis genetik?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
keanekaragaman genetik
Keanekaragaman genetik
merupakan variasi genetik dalam satu spesies, baik diantara populasi-populasi
yang terpisah secara geografis , maupun diantara individu-individu dalam satu
populasi.[3] Ia
berbeda dari variabilitas genetik,
yang menjelaskan kecenderungan kemampuan suatu karakter/sifat untuk bervariasi
yang dikendalikan secara genetik.
Keanekaragaman
genetik dalam suatu spesies seringkali dipengaruhi oleh perilaku reproduksi
individu dalam populasi tersebut. Individu-individu dalam populasi memiliki
perbedaan genetika antara satu dengan yang lainnya. Variasi genetika timbul
karaena setiap individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Alternatif atau
bentuk yang berbeda-beda dari suatu gen dikenal dengan alel. Variasi genetik
bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari
induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi melaui reproduksi seksual.
2. Penyebab
keanekaragaman jenis genetik
Gen
pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi
susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan
perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu
spesies.
Perkawinan
antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebab
keanekaragaman jenis genetik. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan
perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu
dalam satu spesies berupa varietas-varietas yang terjadi secara alami atau
secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi
atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga
turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping
ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Genotip merupakan kombinasi
alela yang dimiliki oleh setiap
individu. Genotip ini berperan dalam mempengaruhi karakteristik keturunan
seperti warna mata, golongan darah, dan bentuk enzim tertentu. Fenotip suatu
individu menggambarkan karakter morfologi, fisiologi, anatomi, dan biokimia
individu tersebut.[4]
Sementara keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan
silang (hibridisasi). Hibridisasi merupakan proese persilangan dua individu
berbeda komposisi genetikanya, seperti berlainan ras, varietas, jenis, atau
berlainan marga.[5]
3. Contoh
keanekaragaman jenis genetik
Setiap
sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu
dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini
dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. [6]
misalnya :
a. variasi jenis kelapa :
kelapa gading, kelapa hijau
b. variasi jenis kucing :
kucing persia, kucing anggora, dsb
c. variasi jenis rambut
manusia : ikal, lurus, keriting
Gambar 3.1 Variasi jenis kucing
Sumber : http://kumpulanfoto.net/foto-foto-kucing
Contoh
keanekeragaman jenis genetik yang disebabkan oleh adaptasi dengan lingkungannya
misalnya pada rambutan. Sedangkan keanakeragaman jenis genetik yang terjadi
secara buatan misalnya hibridisasi pada mangga dan apel menghasilkan varietas
baru mangga apel. Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang
menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil,
sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru,
hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).
Gambar
3.2 Variasi bentuk rambut.
Sumber
: google.co.id/images/rambut.jpg
IV.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas pemakalah dapat
mengambil kesimpulan :
a. Keanekaragaman
genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies, baik diantara
populasi-populasi yang terpisah secara geografis maupun diantara
individu-individu dalam satu populasi.
b. Perkawinan
antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebab
keanekaragaman jenis genetik.
c. Contoh
keanekaragaman jenis genetik dapat kita jumpai pada variasi jenis kelapa,
variasi jenis kucing dan variasi jenis rambut manusia.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah
yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhirnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.
[5] Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Biologi, Yogyakarta : Panji Pustaka, 2008, hlm
: 252-253
No comments:
Post a Comment