SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Monday 2 February 2015

TUJUAN KADERISASI



 Bagi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Kaderisasi merupakan proses yang sistematis dan disengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun Tujuan tersebut adalah :

1.     Pewarisan Nilai – nilai
Kaderisasi sebagai suatu yang ideal merupakan media dimana nilai – nilai seperti Aswaja ( Moderat, toleran, kasih sayang ),Tradisi, etos perjuangan, militansi dan tanggung jawab sosial, disebarkan kepada ” Generasi baru ”. Namun demikian bahwa penanaman nilai itu tidak cukup hanya dengan waktu 1 atau 2 hari. Karenanya, kaderisasi formal hanyalah merupakan suatu awal dimana proses pendidikan dimulai.
Dari hal semacam inilah akan berimplikasi pada pemaknaan Makesta, Lakmud sebagai media nilai – nilai, teori dan gagasan diberikan. Pada prakteknya, nuansa indoktrinasi atau ideologisasi merupakan hal yang tak terhindari.

2.     Pemberdayaan Anggota
Kaderisasi merupakan arena penguatan atau pemberdayaan pelajar, santri dan remaja, membantu mempercepat proses intelektualisasi serta penyadaran remaja, pelajar dan santri dalam sosialitas dan historisitasnya.
Argumen ini mengharuskan abahwa kaderisasi menyediakan fasilitas dan ruang bagi kader dalam proses pembelajarannya secara sistemik sesuai pluralitas potensi kader. Kecenderungan dan minat bakat kader harus difasilitasi terutama pasca kaderisasi formal.

3.     Memperbanyak anggota dan regenerasi
Jumlah anggota merupakan salah satu icon keberhasilan organisasi, sebab secara obyektif dirasakan dibutuhkan oleh pelajar, remaja dan santri. Sehingga kaderisasi merupakan media memperbanyak jumlah anggota. Selain itu, sebuah organisasi juga membutuhkan Human resources untuk melaksanakan kerja – kerja organisasi.

4.     Persaingan antar kelompok.
Dorongan yang tanpa disadari memiliki agenda tersembunyi, yakni rivalitas antar organisasi lainnya. Kader dipersiapkan untuk bersaing dengan kelompok lain. Karenanya politik identitas menjadi agak dominan. Persaingan ini bisa sehat, bisa tidak, tergantung pengelolaan.

5.     Melaksanakan Mandat Organisasi
Kaderisasi yang didorong oleh mandat organisasi atau kewajiban organisasi agar tidak kehabisan kader sehingga menjadi keniscyaan sebuah organisasi, karenanya menjadi agenda rutin.

Secara umum Hasil pengkaderan (output yang diharapkan ) menghasilkan kader dengan kualifikasi :
1.     Mempunyai Visi dan Ideologi yang Kuat ( Visioner dan Ideologis )
2.     Memiliki Kapasitas Intelektual dan skill organisasi yang memadai.
3.     Memiliki Integritas Moral , loyalitas dan disiplin yang tinggi.
4.     Mempunyai kemampuan olah teknologi.
5.     Mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat.


****Catatan.
Harus diingat bahwa berbicara kaderisasi, tidak hanya sebatas kaderisasi formal, tidak hanya berbicara kurikulum, dan tidak semua kader harus pintar bicara. Kaderisasi merupakan hal yang sangat kompleks. Begitu juga dengan cara yang dipakai. Sudah saatnya IPNU mengurangi gaya gaya Formalis yang menghabiskan banyak energi dan biaya.


METODOLOGI KADERISASI

            Metodologi adalah menyangkut cara, tahapan dan kerangka pelaksanaan pendidikan dan kaderisasi pada suatu organisasi.

Di IPNU mempunyai 2 pengertian metodologi yakni ;
1.     Metodologi dalam kontek design besar kaderisasi IPNU.
2.     Metodologi dalam proses pembelajaran di ruangan / kelas.

Dalam makna yang pertama, maka terdapat pengelompokan jenis kaderisasi di IPNU ;

Dalam pengertian yang kedua maka, terdapat banyak farian model, pendekatan, dan metode penyampaian materi dalam suatu pelatihan.

Pengelompokan Jenis Kaderisasi

No
Jenis
Definisi
Tujuan Umum
Macam
1
Formal
Pendidikan / Pelatihan yang secara berjenjang wajib diikuti oleh setiap kader yang terbatas oleh ruang dan waktu
Memberikan pemahaman tentang dasar – dasar berorganisasi baik berupa pengetahuan, nalar, maupun emosional.
·    MAKESTA
·    LAKMUD
·    LAKUT
2
Non Formal
Pendidikan / pelatihan yang terbatas oleh ruang dan waktu bersifat tambahan serta tidak wajib diikuti oleh setiap kader dan merupakan pelatihan pengembangan sesuai dengan minat bakat setiap anggota.
Memberikan pengetahuan maupun skill teknis tambahan bagi kader sesuai dengan minat dan bakat masing masing dalam rangka pengembangan organisasi.
·    Dilklatama CBP
·    Diklatmad
·    Diklatnas
·    Latfas I
·    Latfas II
·    Pelatihan Kepemimpinan & Teknis keorganisasian
·    Pelatiahan Jurnalistik
·    Civic Education
·    Pelatihan Advokasi dll.
3
Informal
Pendidikan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu dan pasti akan dialami oleh setiap kader dalam rangka dinamisasi organisasi. Kaderisasi yang dilakukan bersamaan dengan proses proses berorganisasi. Inti kaderisasi terletak pada konteks ini
Merupakan aplikasi dari teori - teori maupun pengetahuan yang sudah diberikan dalam pelatihan formal maupun non formal.
·    Kegiatan sehari – hari kader / anggota dalam rangka mengurusi organisasi.


1. Eksklusif
:
tertutup untuk orang luar
2. Rahasia
:
yang berhak masuk ke dalam ruangn hanyalah ; pembicara, fasilitator.
3. Demokratis
:
Peserta dan panitia / fasilitator dikenakan hak dan kewajiban yang sama.
4. Doktrinal
:
Kaderisasi utamanya pada makesta merupakan area penanaman nilai – nilai karenanya suasananya demokratis doktrinal.
5. Administratif
:
semua peserta dan panitia tercatat dalam dokumen Ranting, PAC dan PC untuk data base dan memudahkan pemantauan kader. Setiaap peserta juga diharuskan mendapat sertifikat untuk syarat kaderisasi selanjutnya

JENJANG KADERISASI FORMAL DAN NON FORMAL

No
Tingkatan Kepengurusan
Kaderisasi Formal
Kaderisasi Non Formal
1
Ranting / Komisariat
Makesta
Menjadi Syarat Pengurus PR / PK
1. Pelatihan Kepemimpinan dan keorganisasian
2. Pelatihan Kewirausahaan
3. Pelatihan Komputer, dll
2
PAC
Lakmud
Menjadi Syarat Pengurus PAC
1. Pelatihan Jurnalistik
2. Latfas I
3. Pelatihan internet, dll
3
PC
LAKUT
Menjadi Syarat Pengurus PC
1.     Latfas II
2.     Diklatama CBP
3.     Civic Education
4.     Legal Drafting


Catatan Penting ;
Kaderisasi formal lebih banyak materi doktrinal dan ideologis serta pengetahuan. Karenanya untuk memberikan kecakapan hidup baik individu maupun sosial dan teknologi harus dilanjutkan dengan Follow up kegiatan baik dalam bentuk kaderisasi non formal maupun kegiatan – kegiatan yang lain. Ini artinya kesinambungan kegiatan yang diikuti kader menjadi suatu keniscayaan.

Tahap kaderisasi
MENGAPA harus memakai pentahapan atau penjenjangan, tiada lain untuk membawa kader menurut tujuan IPNU (secara teks resmi, tertuang dalam Anggaran dasar IPNU)

1)     Proses kaderisasi pada dasarnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.     rekrutment calon anggota ( Pra Makesta )
b.     pelatihan formal,
c.     pendampingan dan treatment
d.     pengembangan
e.     distribusi kader
2)     Rekrutmen calon anggota sebagaimana point (1) poin a, dilakukan dengan tahapan:
a.     pengenalan IPNU pada calon anggota dan pelajaran pada umumnya
b.     pendataan calon anggota
c.     pendekatan dengan berbagai metode dan kegiatan
3)     Pelatihan formal sebagaimana point (1) poin b, adalah pelatihan berjenjang dan pelatihan non- jenjang dalam struktur kaderisasi formal
4)     Pendampingan dan treatment sebaigaimana point(1) poin c, dilakukan dengan berbagai methode, pendekatan dan kegiatan yang diorIentasikan untuk mendampingi dan merawat out-put pelatihan formal serta menjaga kesinambungan proses kaderisasi.
5)     Pengembangan sebagaimana point (1) poin d, dilakukan dengan penguatan, pendalaman dan pengembangan kapasitas, pengetahuan,dan militansi kader.
6)     Pendampingan dan pengembangan sebagaimana point (4) dan point (5) merupakan salah satu bentuk kaderisasi informal dan non-formal.
7)     Distribusi kader sebagaimana point (1) poin e, dilakukan dengan memfasilitasi para kader untuk mengaktualisasikan potensi,kapasitas dan militansinya dalam kerja nyata, baik dalam ranah internal organisasi maupun external organisasi.

Sebagaimana layaknya pentahapan pengkaderan, di IPNU dibagi setidaknya menjadi 3 tahap berdasarkan pelatihan kader formal di IPNU, sedangkan pasca pelatihan formal adalah pembinaan, pengelolaan dan kanalisasi kader yang sebenarnya adalah pengkaderan sungguhnya itu.  Jika dibagi lagi tahapannya secara menyeluruh maka akan didadapati sebagai berikut :
1.     Pra-Makesta
2.     Makesta
3.     Pasca Makesta
4.     LAKMUD
5.     Pasca LAKMUD
6.     LAKUT
7.     Pasca LAKUT

PENDEKATAN DAN METODE PELATIHAN
Pendekatan pelatihan
1)     Pendekatan pelatihan yang di pilih adalah pendekatan andragogy, atau gabungan antara pendekatan andragogy dan paedagogy.
2)     Pada jenjang MAKESTA, pendekatan pelatihan yang di gunakan adalah gabungan antara pendekatan paedaggogy dan andragogy, dengan pendekatan padagogy lebih dominan
3)     Pada jenjang LAKMUD pendekatan pelatihan yang digunakan adalah gabungan antara pendekatan adalah gabungan antara pendekatan Paedagogy dan andragogi, dengan pendekatan andragogi lebih dominan.
4)     Pada jenjang LAKUT, Latfas I dan Latfas II pelatihan yang digunakan adalah pendekatan andragogy murni dengan murni full-participatory training.
5)     Pada jenjang pelatihan sebagaiman point 4. pelatihan dilakukan dengan menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar.

Methode pelatihan

1)     Pelatihan diselenggarakan dengan methode - methode yang mendukung bagi pencapaian tujuan kaderisasi secara umum
2)     Methode sebagaimana point 1 di antaranya:
a.     ceramah
b.     brainstorming
c.     diskusi
d.     focus group discussion (FGD)
e.     game dan dinamika kelompok
f.      penugasan
g.     study kasus
h.     praktek
i.      pengamatan proses
3)     pelatihan atau fasilitator di perkenankan menambah dan mengembangkan metode sebagaimana point (2)
4)     pilihan metode sebagaimana point 2. disesuakan dengan jenjang dan kebutuhan peserta

SRATEGI PERAWATAN KADER

strategi perawatan kader

1)     Untuk menjamin keberlangsungan kaderisasi dan menjaga militansi kader serta mengembangkan dan menatapkan potensi keder, setiap tingkatan kepengurusan harus merumuskan strategi perawatan kader
2)     Strategi perawatan kader sebagaimana point 1 dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan serta kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan konteks daerah yang bersangkutan.
3)     Kegiatan- kegiatan sebagaimana point 2. dapat berupa kejadian dalam bentuk bozz  group, bimbingan belajar, pelibatan langsung dalam berbagai kegiatan , advokasi dan lain sebagainya.

SERTIFIKASI PELATIHAN KADER

Hak atas sertifikasi
1)     Pada setiap pelatihan kader di semua tingkatan, penyelenggara memberikan sertifikasi
2)     Sertifikasi sebagaimana point 1) di berikan kepada peserta yang telah mengikuti suatu pelatihan secara penuh dan layak berdasarkan penilian dari fasilitator dan panitia.

Bentuk sertifikasi
1)     sertifikasi ditandai dengan sertifikat atau nama lain yang disepakati.
2)     Pada sertifikat sebagimana point 1,dicantumkan:
a.     Nama
b.     Tempat dan tanggal lahir
c.     Alamat
d.     Lembaga/ kepengurusan pengutus
e.     Kualifikasi hasil

3)     Sertifikat diterbitkan dan ditandatangani oleh kepengurusan IPNU Penyelenggara pelatihan.
4)     Jika kegiatan pelatihan dilaksanakan bersama lembaga lain, sertifikat dapat ditandatangani bersama dengan pimpinan lembaga yang bersangkutan.


KADERISASI NON FORMAL

Kaderisasi Non Formal, pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan di masing masing tingkatan kepengurusan. Meskipun demikian, ada 2 macam pelatihan yang harus diberikan rambu rambu yakni : Latfas I dan II, Diklatama CBP,s.d. Diklatnas.
1.     Latfas merupakan jenjang Pelatihan yang harus dilalui oleh kader IPNU yang akan menjadi Fasilitator pada setiap pelatihan Formal di IPNU. Seorang Kader yang akan menjadi Fasilitator Makesta harus sudah menempuh LATFAS I. Dan yang akan menjadi Fasilitator LAKMUD dan LAKUT harus sudah menempuh LATFAS II.
2.     Adapun Diklatama adalah pelatihan khusus bagi kader yang akan memilih CBP menjadi kaegiatan utama dalam IPNU. Seseorang yang akan mengikuti Diklatama harus sudah pernah mengikuti MAKESTA sebagai satu satunya pintu masuk organisasi IPNU ( PD/ PRT IPNU ).
3.     Adapun Kurikulum kaderisasi CBP akan dirumuskan secara otonom oleh CBP.

STRATEGI MUMUM PELAKSANAAN KADERISASI
1.     Semua kegiatan IPNU baik berupa Kaderisasi ( Khusus Makesta ) maupun non kaderisasi harus berbasis pada ranting / diselenggarakan di Ranting maupun komisariat. Hal ini dimaksudkan agar setiap kader bisa mengikuti kegiatan tanpa terbebani banyaknya biaya operasional terutama transportasi. Dari sisi waktu maupun tenaga juga hemat. Terlebih pada operasional kegiatan ( terutama konsumsi ) menjadi lebih murah karena bisa bekerjasama dengan warga Nahdliyyin.
2.     Untuk lebih mempercepat proses kaderisasi maka harus diperhatikan hal – hal :
a.     IPNU sudah saatnya meninggalkan hal – hal / gaya yang bersifat Formalis. Contoh : Pelaksanaan Makesta / Lakmud / Lakut tidak harus menggunakan Sound System besar, Tamu undangan yang terlalu banyak ( bahkan tidak perlu ), Dekorasi yang bagus maupun hal yang lain. Hal ini dilakukan mengingat kondisi keuangan dan juga bahwa Kaderisasi ”Formal” di IPNU adalh proses doktrinasi yang sifatnya Rahasia Organisasi dan tidak perlu banyak diketahui oleh pihak luar. Karenanya membutuhkan tempat yang tenang. Juga peserta tidak boleh terlalu banyak, harus mengacu pada kurikulum pengkaderan. Kalau sudah begini, maka tidak ada alasan kaderisasi tidak bisa dilakukan dengan alasan yang bermacam – macam.
b.     Fasilitator juga dilaksanakan secara berjenjang ; Makesta yang memberikan materi / memfasilitasi adalah PAC. Lakmud difasilitasi oleh PC. Dan LAKUT difasilitasi oleh PW dan PP / orang yang direkomendasikan oleh PW. Hal ini disamping murah, juga merangsang semua pengurus pada tingkatan yang lebih tinggi di atas penyelenggara pelatihan untuk terus belajar dan membaca, mengingat saat ini masih jarang ditemukan fasilitator yang berasal dari internal IPNU dengan kapasitas memadai. Bahkan tidak jarang pengurus di tingkatan PC belum berani memberikan materi atau menjadi fasilitator pada Makesta. Konsekuensinya kita harus senantiasa berbenah diri serta banyak membaca dan diskusi.
c.     Calon peserta kaderisasi di semua tingkatan wajib melalui test wawancara dengan tim SC / Fasilitator yang ditunjuk
d.     Khusus untuk Makesta diadakan Post Test standar secara tertulis di akhir kegiatan
e.     Kaderisasi di IPNU mementingkan kualitas dari pada kuantitas. Ini artinya meskipun hanya 10 orang peserta tetap dilaksanakan makesta.
f.      Pintu masuk kaderisasi hanyalah MAKESTA sebagai kaderisasi formal
g.     Bagi yang ingin mengikuti kaderisasi Non Formal haruslah minimal sudah pernah mengikuti Makesta
h.     Tenggang waktu bagi setiap kader untuk mengikuti jenjang kaderisasi setingkat di atasnya minimal 6 bulan pasca mengikuti kaderisasi setingkat di bawahnya. Hal ini dengan tujuan agar kader berkesempatan untuk menjalani kaderisasi informal terlebih dahulu. Sehingga tidak menjadi kader karbitan. Dan apabila suatu saat menduduki unsur Pimpinan maka, sudah mengetahui seluk beluk persoalan di basis.
i.      Kaderisasi Formal dan Non Formal adalah agenda tetap dan harus dilaksanakan oleh setiap tingkatan kepengurusan.
j.      Dalam satu periodesasi kepengurusan dalam suatu tingkatan, haruslah mengadakan kaderisasi formal dan kaderisasi Non Formal minimal sekali.
k.     Peserta yang mengikuti suatu tahapan kaderisasi ( terutama kaderisasi formal ) harus mendapatkan sertifikat guna melanjutkan ke jenjang kaderisasi berikutnya.
l.      Pengurus harus bisa mendeteksi dan menginfentarisir kader potensial untuk didekati lewat cara bermain ke rumah, sering diajak ngobrol, sesuai dengan hobi dan minatnya.
1.     Kepanitiaan kegiatan terbagi menjadi dua bagaian yaitu ; Stering Comitte dan Organizing Comitte.
2.     Stering Comite adalah bertugas menyusun dan menyempurnakan materi Pelatihan serta ketentuan ketentuan yang ada.
3.     Organizing Comitte adalah mereka yang bertugas melaksanakan kegiatan secara teknis dan operasional.
KETENTUAN KHUSUS KADERISASI FORMAL
I. MAKESTA
A.       PESERTA
1.     Peserta MAKESTA adalah Calon anggota formal IPNU di tingkat Ranting atau Komisariat yang memenuhi persyaratan formal :
2.     Persyaratan formal Calon Peserta MAKESTA sebagaimana angka 1 adalah :
a.     Pernah mengikuti kegiatan IPNU Non Kaderisasi Formal di Ranting / Komisariat dan atau Pernah menghadiri Kegiatan IPNU di Semua tingkatan sebagai penggembira bebas antara 1 (satu) kali s.d. 3 (tiga) kali
b.     Mengisi form pendaftaran.
c.     Menyertakan data Daftar Riwpoint Hidup ( CV )
d.     Menyerahkan pas foto 3 x 4  sebanyak 2 lembar
e.     Mendapatkan Ijin dari Orang Tua / Wali.
f.      Umur Maksimal 17 Tahun atau Kelas 1 SMA.
g.     Berkomitmen tinggi untuk memenuhi persyaratan yang diberikan.
h.     Jumlah maksimal peserta MAKESTA adalah 40 orang atau, jika melebihi kuota, maka digunakan sistem pembagian kelas dengan kapasitas tiap kelas maksimal 30 peserta

MAKESTA RANTING/KOMISARIAT

No
Nama Materi
Ranting
1
Perkenalan
1.     Fasilitator dan peserta memper-kenalkan diri.
2.     Menyampaikan gambaran awal mengenai pelatihan ini ke peserta.
2
Kontrak Belajar
1.     Mengajak peserta mengungkapkan harapan dan kekhawatiran mereka berkaitan dengan pelatihan ini.
2.     Mengajak peserta membuat tata tertib pelatihan
3.     memahami pentingnya membuat kontrak belajar dalam pelatihan orang dewasa..
4.     hal-hal yang perlu dicantumkan dalam kontrak belajar
3
Sosiologi dan Antropologi Desa / Pelajar / Santri
1.     Komponen – komponen Desa dan peran  yang dimainkannya.
2.     Geografis Desa dan karakteristik masyarakat Desa
3.     Pemetaan Persoalan Desa.
4.     Desa sebagai miniatur Negara
4
Ke Islaman
1.     Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
2.     Tradisi Masyarakat Islam, Pengertian dan dasar hukumnya (tahlil, qunut, dibaiyah, ziarah kubur, haul, tarawih 20 rakaat, adzan 2 dalam jumat, talqin, istighotsah, dll ]
3.     Khilafiahnya
4.     Tradisi Islam Nusantara untuk kejayaan bangsa
5
Ke NU an I
1.     Islam pada masa Walisongo
2.     Seputar kelahiran NU
3.     Makna filosofis lambang NU
4.     Tinjauan tentang Sistem Organisasi NU ( Tujuan, Kepengurusan, Keanggotaan, Usaha Usaha NU )
2.     Metamorfosis NU
6
Ke IPNU an I
1.     sekilas Gerakan kaum muda di Indonesia dan pengaruhnya.
2.     latar belakang kelahiran IPNU
3.     Perjalanan IPNU dari Masa Ke Masa
4.     Tinjauan PD / PRT IPNU ; lambang, tujuan, asas, keanggotaan, dll .
5.     Hubungan IPNU dengan NU beserta Banomnya maupun ormas lain.
7
Prinsip Perjuanngan IPNU
1.     Landasan berpikir IPNU
2.     Cara Berpikir , bersikap dan bertindak IPNU
3.     Landasan bersikap dan berorganisasi
4.     Jati diri IPNU
5.     Orientasi IPNU
8
Keorganisasian
1.     Devinisi dan Komponen – komponen organisasi
2.     Asas Dan Prinsip – Prinsip Organisasi
3.     Macam Dan Jenis Organisasi Beserta Karakteristiknya.
4.     Manfaat Organisasi ( khususnya IPNU ) bagi anggota
9
Metode Pengorganisiran dan Strategi Gerak IPNU
1.     Pentingnya pengorganisiran
2.     Karakteristik Organizer
3.     Teknik, metode dan langkah pengorganiziran.
10
Baiat
1.   Kesadaran Tauhid
2.   Kesadaran akan hakekat hidup ( dari mana, mau ke mana dan untuk apa )
3.   Ingatan akan mati dan resiko kehidupan
4.   Refleksi perjuangan orang tua, pejuang – pejuang agama, Negara dan imajinasi saat ini mereka sedang apa.
5.   Puncak Doktrinasi Peserta Makesta
6.   Sumpah baiat Kesetiaan

No comments:

Post a Comment