SELAMAT DATANG DI BLOG ABDUL HALIM SOLKAN

Semoga segala yang penulis atau blogger tampilkan dapat bermanfaat!

Thursday 13 June 2013

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

 Oleh : Abdul Halim

       I.      PENDAHULUAN
Kata “individu” berasal dari kata latin, yaitun individium, berarti “yang taka terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai nuntuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai suatu yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan “orang-seorang” dan “manusia perseorangan”. [1] Keluarga itu berarti ibu, bapak, dengan anak-anaknya atau seisi rumah, bisa juga disebut batih, yaitu orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, dan dapat pula berarti kaum, yaitu sanak saudara serta kaum kerabat.[2] Definisi lain mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.[3] Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya Socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk artinya bergaul.  Seorang tokoh sosiologi modern, Talcott Parson, merumuskan kriteria masyarakat. Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang melebihi masa hidup individual normal dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadapa generasi berikutnya.[4] Definisi lain menyebutkan bahwa masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh suatu adat, ritus, atau hukum dan hidup bersama. Al-Qur’an menyebut masyarakat dengan beberapa kata, yaitu qawm, ummah, syu’ub, dan qabail. Salah satu hukum kemasyarakatan yang cukup populer ialah Q.S. Ar-Ra’d [13]:11, yang berbunyi
žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/  
sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadan) satu kaum (masyarakat) sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap mental) mereka” [5]
Untuk arti yang lebih khusus masyarkat disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan kasih yang erat.
Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungan dengan sesama manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya, dan keadaan lingkungannya. [6] Meskipun Individu merupakan satuan kecil yang terbatas, ia juga punya pengaruh terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat. Ketika kenakalan individu mulai muncul maka semua elemen yang berda dalam kehidupan bermasyarakat punya andil bagian baik mulai dari penyebab hingga pananggulangan dan penyelesaiannya.

    II.      RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas maka dapat dirumuskan permasalan yang perlu kita bahas agar tidak terjadi misunderstanding (kesalah pahaman) diantaranya:
1.            Bagaimanakah peranan individu dalam kehidupan keluarga dan masyarakat ?
2.            Apa penyebab yang mempengaruhi munculnya kenakalan Individu?
3.            Bagaimanakan peran serta keluarga dan masyarakat untuk meminimalisir kenakalan individu?
 III.      PEMBAHASAN
Masalah sosial yang muncul sekarang ini diakibatkan karena adanya penurunan kesadaran untuk menjalankan ajaran agama dengan sepenuhnya, hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari keluarga dan masyarakat sebagai kontrol sosial sebagaimana adanya kenakalan individu yang marak sekarang ini. Meskipun individu dari artinya adalah sebuah kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Dalam bertingkah laku menurut pola pribadi suatu individu terdapat tiga macam kemungkinan:

1. Menyimpang dari norma kolektif
2. Kehilangan individualitas
3. Mempengaruhi masyarakat

Maka dalam hal ini kita perlu merevitalisasi kembali peran individu dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Adanya aspek organis-jasmaniah, psikis-rohaniah, dan sosial kebersamaan yang melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodratnya adalah untuk hidup bersaa manusia lain. Selain kepentingan individual, diperlukan suatu tata hidup yang mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan brsama. Perangkat tatanan kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian berkembang menjadi apa yang disebut “pranata sosial” atau abstraksi yang lebih tinggi lagi, dinamakan “kelembagaan” atau “institusi”. Individu mempunyai “karakter”, maka satuan lingkungan sosial mempunyai “karasteristik” yang setiap kali berbeda fungsinya , struktur, peranan, dan proses-proses yang berlangsung di dalam dirinya. Posisi, peranan, dan tingkah lakunya diharapkan sesuai dengan tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu. Relasinya bersifat kompleks dan menjadi sasaran berbagai disiplin ilmu, tetapi diperoleh gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya sebagai berikut : [7]
a.       Relasi Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi. Karena individu dihadapkan dengan watak-wataknya yaitu Ego, Id, dan Superego. Id adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat temporer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Ego bertugas melaksanakan dorongan-dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dari Superego. Ego dalam tugasnya  berprinsip pada kenyataan relative principle. Superego berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai-nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id.[8]
b.      Relasi Individu dengan Keluarga
Individu punya relasi mutlak dengan kelurga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian membentuk sendiri keluarga batinnya. Peranan-peranan dari setiap anggota keluarga merupak resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial.[9]
c.       Relasi Individu dengan Lembaga
Lembaga diartikan  sebagai norma-norma yang berintegrasi disekitar suatu fungsi masyarakat yang penting. Dalam hal ini, individu berperan sebagai pelaku yang berperan didalamnya melalui sosialisasi. [10]
d.      Relasi Individu dengan Komunitas
Dalam hal ini ia juga berada didalamnya karena ia juga hidup didalam komunitas itu sendiri.[11]
e.       Relasi Individu dengan Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan yang bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakikatnya terdiri dari sekian banyak komunitas yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga, dan individu-individu.[12]
f.       Relasi Individu dengan Nasion
Nasion dalah suatu jiwa, suatu asas spiritual, suatu solidaritas yang terbentuk oleh perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan- pengorbanan yang telah dibuat dan yang dalam masa depan bersedia dibuat lagi.
Individu dalam perkembangannya sering muncul penyimpangan dan kenakalan, dalam pengamatan penyebab mereka bisa tumbuh seperti itu (Kenakalan) adalah sebagai berikut :
a.       Dasar-dasar agama yang kurang
b.      Pengaruh kawan sepermainan
c.       Pengaruh perkembangan iptek yang negatif
d.      Pendidikan
e.       Pemanfaatan waktu luang
f.       Uang saku
g.      Pengaturan seksual
h.      Dan lain-lain
Dari penyebab-penyebab diatas, untuk meminimalisir dan mengtasinya peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting. Masyarkat dan keluarga hendaknya ikut bertanggung jawab penuh atas perkembangan para individunya, meskipun kenyatannya itu semua tergantung dari individu masing-masing. [13]

 IV.      KESIMPULAN DAN SOLUSI
Dari pembahsan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Individu punya peran yang sangat penting dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam perkembangannya, individu memunculkan sikap-sikap yang menyimpang dari norma-norma yang dianut dalam masyarakatnya. Ketika muncul kenakalan nindividu sebagaimana yang telah dijelaskan, maka semua elemen kehidupan sosial terutama keluarga dan masyarakat dapat mengoptimalkan perannya sebagai bentuk tanggung jawab atas perkembangan anggotanya (Individu).
Solusi yang tepat atas permasalahan ini adalah meningkatkan kjemabli pengawasan perkembangan individu dan perlu adanya pendidikan yang lebih atas ini. Karena, jika dalam perkembangannya selalu diawasi dalam hal ini tidak mempersempit geraknya yaitu memberikan pengarahan yang bersifat familiar yang nantinya mampu diterima oleh individu tersebut. Kemudian dari penyebab diatas, maka dari segala elemen kehidupan sosial perlu adanya peningkatan dibidang pendidikan, pendidikan agama, pendidikan seks, dan pendidikan lain yang diharapkan mampu meminimalisir kenbakalan-kenakalan tersebut.

    V.      PENUTUP
Demikianlah, yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat. Tak ada gading yang tak retak, mungkin dalam penyusunan masih banyak kesalahan, kami mohon ma’af, dan bagi pembaca yang hendak memberikan kritik yang konstruktif kami terima dengan lapang dada.

 VI.      DAFTAR PUSTAKA

Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Sosial, Bandung : Refika Aditama, 2001, Cet. 8.

Wahyu, Ramdani, ISD (Ilmu Sosial Dasar), Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Wikimu “Penyebab Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya” http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915

Anonimous, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka. 1995.

Arifin, Tajul, Pengantar Studi Sosiologi. Bandung: Arie and Brother. 1993.Cet. 3




[1] M Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar  Teori dan Konsep sosial. (Bandung:Refika Adimata,  2004), hlm. 113

[2] Anonimous, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Deoartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka. 1995) hlm.471

[3] Tajul Arifin, Pengantar Studi Sosiologi. 9Bandung: Arie and Brother. 1993).Cet. 3 hlm. 59.

[4] Dikutip dari Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. 1996) edidi kedua, hlm.56.
[5] Ramdani Wahyu, ISD Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Pustaka Setia. 2007) Cet 1,hlm 74.

[6] M Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar  Teori dan Konsep sosial. (Bandung:Refika Adimata,  2004), hlm. 6
[7] M Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar  Teori dan Konsep sosial. (Bandung:Refika Aditama,  2004), hlm.124
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid.,hal. 125
[11] Ibid.,hal.126
[12] M Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar  Teori dan Konsep sosial. (Bandung:Refika Adimata,  2004), hlm. 127
[13] Wikimu “Penyebab Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya” http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915

No comments:

Post a Comment