Oleh : Abdul Halim
I.
PENDAHULUAN
Kata “individu” berasal dari kata
latin, yaitun individium, berarti
“yang taka terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai nuntuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial
paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu bukan berarti manusia
sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai suatu yang
terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan
sebutan “orang-seorang” dan “manusia perseorangan”. [1]
Keluarga itu berarti ibu, bapak, dengan anak-anaknya atau seisi rumah, bisa
juga disebut batih, yaitu orang seisi
rumah yang menjadi tanggungan, dan dapat pula berarti kaum, yaitu sanak saudara serta kaum kerabat.[2]
Definisi lain mengemukakan bahwa keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau
adopsi serta tinggal bersama.[3]
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society,
asal katanya Socius yang berarti
kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk artinya bergaul. Seorang tokoh sosiologi modern, Talcott
Parson, merumuskan kriteria masyarakat. Masyarakat adalah suatu sistem sosial
yang melebihi masa hidup individual normal dan merekrut anggota secara
reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadapa generasi berikutnya.[4]
Definisi lain menyebutkan bahwa masyarakat adalah kumpulan sekian banyak
individu yang terikat oleh suatu adat, ritus, atau hukum dan hidup bersama.
Al-Qur’an menyebut masyarakat dengan beberapa kata, yaitu qawm, ummah, syu’ub, dan qabail.
Salah satu hukum kemasyarakatan yang cukup populer ialah Q.S. Ar-Ra’d [13]:11,
yang berbunyi
žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóãƒ
$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym
(#rçŽÉitóム$tB
öNÍkŦàÿRr'Î/
“ sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah apa yang terdapat pada (keadan) satu kaum
(masyarakat) sehingga mereka mengubah apa yang terdapat dalam diri (sikap
mental) mereka” [5]
Untuk arti yang lebih khusus masyarkat
disebut pula kesatuan sosial, mempunyai ikatan kasih yang erat.
Kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial selalu dihadapkan kepada masalah sosial yang tak dapat dipisahkan dalam
kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungan dengan sesama
manusia lainnya dan akibat tingkah lakunya. Masalah sosial ini tidaklah sama
antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya karena adanya perbedaan dalam
tingkat perkembangan kebudayaan, sifat kependudukannya, dan keadaan
lingkungannya. [6]
Meskipun Individu merupakan satuan kecil yang terbatas, ia juga punya pengaruh
terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat. Ketika kenakalan individu mulai
muncul maka semua elemen yang berda dalam kehidupan bermasyarakat punya andil
bagian baik mulai dari penyebab hingga pananggulangan dan penyelesaiannya.
II. RUMUSAN MASALAH
Dari pendahuluan diatas maka dapat
dirumuskan permasalan yang perlu kita bahas agar tidak terjadi misunderstanding (kesalah pahaman)
diantaranya:
1.
Bagaimanakah peranan individu
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat ?
2.
Apa penyebab yang mempengaruhi
munculnya kenakalan Individu?
3.
Bagaimanakan peran serta
keluarga dan masyarakat untuk meminimalisir kenakalan individu?
III.
PEMBAHASAN
Masalah sosial yang muncul sekarang
ini diakibatkan karena adanya penurunan kesadaran untuk menjalankan ajaran
agama dengan sepenuhnya, hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari keluarga
dan masyarakat sebagai kontrol sosial sebagaimana adanya kenakalan individu
yang marak sekarang ini. Meskipun individu dari artinya adalah sebuah kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Dalam bertingkah laku menurut
pola pribadi suatu individu terdapat tiga macam
kemungkinan:
1. Menyimpang dari norma kolektif
2. Kehilangan individualitas
3. Mempengaruhi masyarakat
Maka dalam hal ini kita perlu
merevitalisasi kembali peran individu dalam kehidupan keluarga dan
bermasyarakat. Adanya aspek organis-jasmaniah, psikis-rohaniah, dan sosial
kebersamaan yang melekat pada individu, mengakibatkan bahwa kodratnya adalah
untuk hidup bersaa manusia lain. Selain kepentingan individual, diperlukan
suatu tata hidup yang mengamankan kepentingan komunal demi kesejahteraan
brsama. Perangkat tatanan kehidupan bersama menurut pola tertentu kemudian berkembang
menjadi apa yang disebut “pranata sosial” atau abstraksi yang lebih tinggi
lagi, dinamakan “kelembagaan” atau “institusi”. Individu mempunyai “karakter”,
maka satuan lingkungan sosial mempunyai “karasteristik” yang setiap kali
berbeda fungsinya , struktur, peranan, dan proses-proses yang berlangsung di
dalam dirinya. Posisi, peranan, dan tingkah lakunya diharapkan sesuai dengan
tuntutan setiap satuan lingkungan sosial dalam situasi tertentu. Relasinya
bersifat kompleks dan menjadi sasaran berbagai disiplin ilmu, tetapi diperoleh
gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya sebagai berikut :
[7]
a.
Relasi Individu dengan Dirinya
Merupakan masalah khas psikologi.
Karena individu dihadapkan dengan watak-wataknya yaitu Ego, Id, dan Superego. Id
adalah wadah dalam jiwa seseorang, berisi dorongan primitif dengan sifat
temporer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi
kepuasan. Ego bertugas melaksanakan
dorongan-dorongan Id, tidak
bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan dari Superego. Ego dalam
tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle. Superego berisi kata hati atau conscience,
berhubungan dengan lingkungan sosial, dan punya nilai-nilai moral sehingga
merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. [8]
b.
Relasi Individu dengan Keluarga
Individu punya relasi mutlak dengan
kelurga. Ia dilahirkan dari keluarga, tumbuh dan berkembang untuk kemudian
membentuk sendiri keluarga batinnya. Peranan-peranan dari setiap anggota
keluarga merupak resultan dari relasi biologis, psikologis, dan sosial.[9]
c.
Relasi Individu dengan Lembaga
Lembaga diartikan sebagai norma-norma yang berintegrasi
disekitar suatu fungsi masyarakat yang penting. Dalam hal ini, individu
berperan sebagai pelaku yang berperan didalamnya melalui sosialisasi. [10]
d.
Relasi Individu dengan
Komunitas
Dalam hal ini ia juga berada
didalamnya karena ia juga hidup didalam komunitas itu sendiri.[11]
e.
Relasi Individu dengan
Masyarakat
Masyarakat merupakan satuan
lingkungan yang bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa
masyarakat pada hakikatnya terdiri dari sekian banyak komunitas yang berbeda,
sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga, dan individu-individu.[12]
f.
Relasi Individu dengan Nasion
Nasion dalah suatu jiwa, suatu asas
spiritual, suatu solidaritas yang terbentuk oleh perasaan yang timbul sebagai
akibat pengorbanan- pengorbanan yang telah dibuat dan yang dalam masa depan
bersedia dibuat lagi.
Individu dalam perkembangannya sering
muncul penyimpangan dan kenakalan, dalam pengamatan penyebab mereka bisa tumbuh
seperti itu (Kenakalan) adalah sebagai berikut :
a.
Dasar-dasar agama yang kurang
b.
Pengaruh kawan sepermainan
c.
Pengaruh perkembangan iptek
yang negatif
d.
Pendidikan
e.
Pemanfaatan waktu luang
f.
Uang saku
g.
Pengaturan seksual
h.
Dan lain-lain
Dari penyebab-penyebab diatas, untuk
meminimalisir dan mengtasinya peran serta keluarga dan masyarakat sangat
penting. Masyarkat dan keluarga hendaknya ikut bertanggung jawab penuh atas
perkembangan para individunya, meskipun kenyatannya itu semua tergantung dari
individu masing-masing. [13]
IV.
KESIMPULAN DAN SOLUSI
Dari pembahsan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa Individu punya peran yang sangat penting dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat. Dalam perkembangannya, individu memunculkan
sikap-sikap yang menyimpang dari norma-norma yang dianut dalam masyarakatnya.
Ketika muncul kenakalan nindividu sebagaimana yang telah dijelaskan, maka semua
elemen kehidupan sosial terutama keluarga dan masyarakat dapat mengoptimalkan
perannya sebagai bentuk tanggung jawab atas perkembangan anggotanya (Individu).
Solusi yang tepat atas permasalahan
ini adalah meningkatkan kjemabli pengawasan perkembangan individu dan perlu
adanya pendidikan yang lebih atas ini. Karena, jika dalam perkembangannya
selalu diawasi dalam hal ini tidak mempersempit geraknya yaitu memberikan
pengarahan yang bersifat familiar yang nantinya mampu diterima oleh individu
tersebut. Kemudian dari penyebab diatas, maka dari segala elemen kehidupan
sosial perlu adanya peningkatan dibidang pendidikan, pendidikan agama,
pendidikan seks, dan pendidikan lain yang diharapkan mampu meminimalisir
kenbakalan-kenakalan tersebut.
V. PENUTUP
Demikianlah, yang dapat kami
sampaikan semoga bermanfaat. Tak ada gading yang tak retak, mungkin dalam
penyusunan masih banyak kesalahan, kami mohon ma’af, dan bagi pembaca yang
hendak memberikan kritik yang konstruktif kami terima dengan lapang dada.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Soelaeman, M. Munandar, Ilmu
Sosial Dasar Teori dan Konsep Sosial, Bandung
: Refika Aditama, 2001, Cet. 8.
Wahyu, Ramdani, ISD (Ilmu
Sosial Dasar), Bandung :
Pustaka Setia, 2007.
Wikimu “Penyebab Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya” http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
Anonimous, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka. 1995.
Arifin, Tajul, Pengantar Studi
Sosiologi. Bandung :
Arie and Brother. 1993.Cet. 3
[1] M Munandar Soelaeman, Ilmu
Sosial Dasar Teori dan Konsep sosial. (Bandung :Refika Adimata, 2004), hlm. 113
[2] Anonimous, Kamus Besar Bahasa
Indonesia .
(Jakarta :
Deoartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka. 1995) hlm.471
[3] Tajul Arifin, Pengantar Studi
Sosiologi. 9Bandung: Arie and Brother. 1993).Cet. 3 hlm. 59.
[4] Dikutip dari Kamanto Sunarto, Pengantar
Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. 1996) edidi
kedua, hlm.56.
[5] Ramdani Wahyu, ISD Ilmu
Sosial Dasar (Bandung :
Pustaka Setia. 2007) Cet 1,hlm 74.
[6] M Munandar Soelaeman, Ilmu
Sosial Dasar Teori dan Konsep sosial. (Bandung :Refika
Adimata, 2004), hlm. 6
[7] M Munandar Soelaeman, Ilmu
Sosial Dasar Teori dan Konsep sosial. (Bandung :Refika Aditama, 2004), hlm.124
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Ibid.,hal. 125
[11] Ibid.,hal.126
[12] M Munandar Soelaeman, Ilmu
Sosial Dasar Teori dan Konsep sosial. (Bandung :Refika
Adimata, 2004), hlm. 127
[13] Wikimu “Penyebab Kenakalan Remaja dan Cara Mengatasinya” http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=12915
No comments:
Post a Comment