Sumber Gambar: http://siap-sekolah.s3.amazonaws.com/37523/files/2014/01/adiwiyata-nasional-2013.jpg
Sumber Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPx7U3nwwV9M4_fW9oQhN6aC71_Oecj5KzTtzu1McA6GIjpbpdF3kBfln9KokFf_6WGI_y2e5gnTy9zImSFs_OVFRx9ps3eRL5NOgCAapO1HS5y7OQYhSBe94a4opjR8TLF4Z6cX0-FqXW/s1600/skensa-adiwiyata-2.jpg
Salah
satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah menjaga lingkungan hidup adalah dengan
Program Adiwiyata. Dalam program ini diharapakan setiap warga sekolah ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari
dampak lingkungan yang negatif.
Fenomena perubahan lingkungan pada akhir-akhir ini menjadi suatu kejadian yang membentuk paradigma kita. Beberapa kejadian musibah yang muncul sebagai akibat dari menurunnya kualitas lingkungan membuat kita berpikir kebelakang dan mengkorelasikan kejadian tersebut dengan proses pendidikan selama ini. Musibah hutan gundul yang menyebabkan erosi yang mengakibatkan banyak korban dikarenakan longsoran ke daerah pemandian yang ramai pengunjung atau ke daerah pemukiman yang padat penduduk, permasalahan polusi udara di kota besar dikarenakan banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, sikap penduduk yang masih membuang sampah sembarangan dan masih banyak penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Melihat
dan mendengar berbagai kejadian dan musibah tersebut, mari kita menilik daerah
di kawasan utara Pulau Jawa, salah satunya Kabupaten Demak. Kabupaten Demak merupakan
wilayah yang berada di sepanjang garis pantai utara (pantura) pesisir Jawa
Tengah. Hal itu pula yang menjadikan wilayah Demak memiliki garis pantai yang
cukup panjang. Namun kurun waktu sekarang ini, garis pantai tersebut makin
mendekat dengan daratan dan bila tidak dicegah mulai dini kawasan pesisir Demak
akan hilang dan tergerus.
Salah
satu penyebabnya adalah abrasi dan pembangunan wilayah sekitar pantai tanpa
disertai kajian analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang mendalam dan
komperehensif. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh gelombang laut dan
arus laut yang bersifat merusak hal ini dipicu karena terganggunya keseimbangan
alam sekitar pantai. Gejala alam memang mendominasi peran pengikisan pantai,
namun manusia yang notabene khalifah fil ardh diharapkan mampu
mengantisipasinya dengan penanaman hutan mangrove. Senyatanya, banyak
kawan mangrove di Demak yang rusak, utamanya di Sayung dan di Wedung yang
mencapai 1.162 Hektar (SM/12/10/2014).
Menyoal
kerusakan lingkungan di Kota Wali (sebutan Kabupaten Demak), baru saja kemarin
kita mendapatkan angin segar atas prestasi dan penghargaan dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Empat sekolah di Kabupaten Demak berhasil meraih penghargaan
sebagai sekolah Adiwiyata tingkat nasional Tahun 2014. Keempat sekolah ini
meliputi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jungpasir, SMP 1 Demak, SMP 3 Demak
dan MA Al Irsyad Gajah (SM/20/01/2014). Sebelum itu SMA N 1 Demak juga telah
lebih dulu mendapatkan penghargaan serupa tahun 2013.
Semoga
atas raihan ini,akan tumbuh kaum terpelajar yang sadar dan peduli akan
kelestarian lingkungan. Karena di lingkungan sekitar kita terdapat berbagai
sumber daya alam yang tentunya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan
manusia. Manfaat tersebut tidak bisa terus menerus kita nikmati jika manusia
tidak melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan. Karena masalah lingkungan adalah masalah
kolektif, artinya hanya dapat diatasi dan ditanggulangi secara kolektif
(bersama-sama) walaupun penyebabnya mungkin oleh sekelompok (masyarakat) kecil
atau oleh individu (perorangan) tertentu. Begitu pula kesalahan yang dilakukan
oleh kelompok atau individu tertentu dampaknya malah dibebankan pada kelompok
masyarakat lain yang tidak berdosa.
Adiwiyata
begitu sarat akan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup, yang mana
mengedepankan proses internalisasi rasa tanggung jawab dan kesadaran menjaga
lingkungan, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan (suistainable
development). Tujuan Program Adiwiyata adalah : menciptakan kondisi yang
baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga
sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut
bertanggungjawab dalam upaya penyelamatan lingkungan bagi sekolah dasar dan
menengah di Indonesia. Dalam Pelaksanaannya, Adiwiyata diharapkan berdasarkan
norma-norma kebersamaan, keterbukaan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian
fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta prinsipnya adalah
partisipatif, dimana semua elemen sekolah terlibat dalam manajemen sekolah, dan
juga berkelanjutan dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
terus menerus secara komprehensif.
Ketika
sekolah hendak meningkatkan status menuju Adiwiyata Mandiri, maka pihak sekolah
harus mengajak 10 sekolah agar mengikuti apa yang telah mereka programkan, dan
antinya menjadi sekolah binaan. Sekolah yang bersangkutan wajib menularkan
virus-virus peduli lingkungan. Semoga dengan semangat ini, wilayah kota
tercinta benar-benar menjadi wilayah yang asri dan nilai-nilai kepedulian lingkungan
menjadi titik tekan tersendiri,tidak lagi di nomor sekiankan.
Ketika
semua lembaga pendidikan berkompetisi untuk mewujudkan sebuah sekolah yang
sesuai program adiwiyata, maka tentunya cita-cita besar terwujudnya pembangunan
berkelanjutan tidak lagi menjadi hal yang utopis. Namun korelasi prestasi dan
aksi nyata pada kelestarian lingkungan masih perlu bukti yang konkrit, tidak
hanya sebatas legal form (penghargaan menteri). Semoga dengan makin
banyak sekolah yang meraih adiwiyata, benar-benar equivalent dengan
tumbuhnya kader pelajar atau warga sekolah yang sadar dan peduli ligkungan,
sehingga ada harapan besar figur-figur pelopor peduli lingkungan di masyarakat
yang tentunya berimplikasi pada kemajuan dan keindahan kota.
Tentunya
kita ingin bisa senantiasa menikmati keindahan alam dan mengolah alam tanpa
adanya kerusakan yang mebahayakan kehidupan manusia. Maka dari itu mulai
sekarang tanamkan dan tunjukan bahwa kita manusia yang beretika lingkungan
hidup (A. Sonny Keraf, 2010). Semoga tulisan ini tidak menjadi tulisan yang
utopis dan kita mampu mengaplikasikannya.
Abdul Halim
Ketua PC IPNU Demak Terpilih Masa Khidmat
2015-2017
No comments:
Post a Comment